BEM KM UNY Makin Ekslusif, Kita Bisa Apa?

Ilham Adi Panuntun Label: di
Ekspresionline.com–Pada pertengahan Januari, saya dikagetkan dengan adanya postingan pengumuman kepala biro (kabiro) dan menteri terpilih pada akun media sosial BEM KM UNY. Saya bertanya-tanya kapan proses registrasi dan rekrutmennya?
Awalnya, saya berasumsi mungkin saya yang ketinggalan informasi karena memang sudah jarang mengikuti perkembangan dinamika organisasi kampus sehingga tak tahu-menahu mengenai hal tersebut.
Namun, setelah saya bertanya langsung ke salah seorang teman apakah BEM KM mengadakan open recruitment atau pendaftaran kabiro dan menteri, ternyata jawabannya tidak ada.
Setelah saya telusuri memang tidak ada informasi apa pun di akun media sosial BEM KM terkait informasi rekrutmen kabiro dan menteri.
Kita tahu bahwa kepanjangan BEM itu adalah Badan Eksekutif Mahasiswa, bukan Badan Ekslusif Mahasiswa kan? Kok bisa-bisanya tidak memberikan kesempatan kepada yang lain untuk mencoba mendaftarkan diri sebagai kabiro dan menteri.
Kebijakan BEM periode ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang melakukan open recruitment terbuka sehingga memberikan kesempatan bagi siapa pun yang mau mendedikasikan dirinya untuk mengabdi di BEM KM sebagai kabiro dan menteri.
Tangkapan layar unggahan rekrutmen BEM UNY periode 2019. Dok. Penulis
Pada periode BEM tahun-tahun sebelumnya, pola pemilihan menteri dan kabiro dilakukan melalui rekrutmen, misal saja BEM KM UNY 2019 yang menyelenggarakan registrasi terbuka. Demikian juga BEM KM UNY 2018 melakukan rekrutmen kepala departemen kepada siapa pun yang merasa layak menduduki posisi tersebut.
Pola pemilihan demikian memunculkan sebuah persaingan dan sikap bertanggung jawab. Integritas dan amanah bagi yang terpilih diharapkan dapat mengemban dengan baik tanggung jawab yang diperoleh dan tidak menyia-nyiakannya.
Selain itu, dengan dilakukan rekrutmen, kita bisa menganalisis apakah pola kaderisasi yang telah dilakukan dirasa berhasil atau tidak. Hal itu dengan melihat tingkat partisipasi peserta dalam mengikuti rekrutmen menteri dan kabiro.
Namun hal itu tidak terjadi pada BEM KM UNY periode sekarang. Saya tidak tahu pola pemilihan menteri dan kabiro seperti apa yang diterapkan. Tentunya ini adalah sebuah kemunduran dalam menentukan kepala divisi bagi lembaga mahasiswa yang didakwa tertinggi di UNY tersebut.
Saya tentunya tidak pernah meragukan kapasitas dan kapabilitas para kabiro dan menteri yang terpilih karena saya tahu baik dengan mereka. Nama mereka tak asing di telinga saya karena mereka sering berkecimpung, baik di pelbagai organisasi maupun kegiatan kampus.
Saya beranggapan bahwa mereka bergabung atau mengikuti organisasi, yang semoga dijadikan sebagai tempat untuk berkontribusi sosial dan mengabdi, mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran demi kepentingan mahasiswa. Bahkan mungkin juga merogoh uang dari kantong sendiri.
Namun, saya sangat menyayangkan karena ketiadaan registrasi menihilkan transparansi, yang mana pastinya menciderai demokrasi kita.
Kita menggaungkan perbaikan demokrasi kampus, namun sebagian penggiatnya malahan mengangkangi demokrasi itu sendiri. Sangat bertolak belakang dengan kata-kata yang sering digaungkan pihak BEM.
Sebagaimana kita tahu, BEM merupakan sebuah organisasi intrakampus, yang kita kenal sebagai lembaga eksekutif mahasiswa, sebuah kesatuan mahasiswa di dalam lembaga “kekuasaan” universitas.
Organisasinya ada di hampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Dari BEM pula, banyak mahasiswa belajar tentang berbagai hal, seperti berlatih kepemimpinan, mobilisasi massa, negoisasi, lobi, dan keterampilan lain yang tidak diajarkan di ruang kelas.
Peran BEM adalah sebagai wadah atau sarana seluruh mahasiswa untuk mengembangkan berbagai potensi yang mereka miliki.
Peran organisasi ini sangatlah penting karena berhubungan dengan tindak lanjut aspirasi, saran, dan kritik dari mahasiswa.
Bisa dibilang BEM itu merupakan organisasi penting untuk mahasiswa karena memang mahasiswa memerlukan wadah untuk belajar berorganisasi, berkegiatan di dalam dan di luar kampus atau fakultasnya, serta juga belajar untuk peka terhadap perubahan-perubahan kondisi yang terjadi saat ini.
Maka dari itu, harapannya tentu saja agar BEM menjadi organisasi yang benar-benar bisa mengemban tugas yang telah dipercayakan dan sukses merangkul semua kalangan mahasiswa dalam setiap misi yang dilakukanya.
Jangan sampai BEM menjadi ekslusif, seakan-akan organisasi ini hanyalah dimiliki oleh sebagian kalangan tertentu; tetapi benar-benar menjalankan tugas dengan semestinya, berkomunikasi dengan baik, dan berkomitmen dengan sungguh–sungguh karena ujung tombak formal dari seluruh mahasiswa adalah BEM.
Bagi mahasiswa-mahasiswa lain yang merasa tidak diberi kesempatan untuk berkontribusi menjadi kabiro dan menteri, sebaiknya tidak berkecil hati. Bagaimanapun juga, ruang kontribusi itu bukan melulu soal jabatan ataupun posisi tapi soal gagasan dan inovasi yang bisa kita sampaikan secara langsung maupun tidak langsung kepada mereka yang sudah bersedia untuk memperjuangkan hak-hak yang mesti diperjuangkan.
Akan tetapi, di balik semua itu, saya masih berharap semoga saja kinerja BEM KM UNY kali ini bisa lebih baik dari periode-periode sebelumnya. Saya percaya, dewasa ini mahasiswa sebagai kaum intelektual muda dari akademisi yang unggul, serta juga terdidik kritis, mempunyai segudang ilmu pengetahuan untuk selalu menjadi garda terdepan dalam sebuah peradaban.
BEM sebagai ikon, sepatutnya siap siaga dalam sikap dan tindakan yang akan menjadi cerminan bagi mahasiswa yang mereka ayomi. Di kampus kita, BEM KM harus pandai-pandai menjadi ikon aktivisme mahasiswa.
Editor: Abdul Hadi

1 comment:

  1. Lucky Club Casino Site - Slots, Roulette, Blackjack, Live Baccarat
    Lucky Club Casino is a new online gaming platform where you can play casino games on any luckyclub device and play for free or real money on your mobile device.

    ReplyDelete

Back to Top